Oke,,kali ini saya akan mengenalkan keadaan atau bisa di katakan suasana
di daerah saya. Saya lahir tepatnya di tanah tercinta saya yaitu
Sibolga. Mungkin banyak orang yang masih belum mengetahui Sibolga itu
tepatnya di mana. Sebenarnya Sibolga itu berada di Tapanuli Tengah
Sumut, di mana di daerah saya itu terdapat banyak suku, ras, agama,dsb.
Bisa di katakan kalau tempat saya ini enak, alamnya indah, teluknya
luas, lautnya dalam dan tenang, sehingga strategis menjadi persinggahan
para pelaut untuk berlabuh. Air jernih untuk kebutuhan kapal cukup
tersedia dari sungai dan air terjun yang banyak terdapat disekitar
teluk.
Pulau-pulau yang terhampar di depannya menjadi penyangga ombak dan gelombang dari lautan lepas Samudera Hindia.
Semangat Persatuan dalam kebersamaan dan
kerukunan persaudaraan tetap terjalin, walaupun Masyarakatnya terdiri dari
berbagai Suku, Etnis, Bangsa dan Agama yang lazim disebut sebagai “ Negeri
berbilang KAUM ”. Keadaan ini tetap terpelihara dan berwujud dalam berbagai
aspek kehidupan sampai dengan sekarang ini.
Jauh sebelum Sibolga berdiri sudah
banyak penduduk yang bermukim disekitar Pantai Barat Sumatera Utara yang lazim
disebut daerah pesisir antara lain di Barus, Sorkam, Jago-jago, Singkuang dan
Natal, mungkin masih banyak yang belum tahu daerah pesisir ini letaknya tepatnya di mana, sedangkan dikawasan Teluk Tapian Nauli pemukiman penduduk sudah ada
disekitar Pargadungan dan Poriaha.
Masyarakat dari Daerah Batak Toba banyak yang datang ke Daerah Pesisir ini, untuk berdagang secara barter. Mereka membawa hasil pertanian dan hasil hutan, untuk selanjutnya ditukar dengan Garam dan Hasil Laut yang diperoleh mereka dari daerah pesisir. Mereka memikul sendiri barang-barang yang dibawanya, dalam Bahasa Batak disebut “ Marlanja “ sehingga kelompok ini terkenal dengan sebutan “ Parlanja Sira “ ( Tukang pikul Garam ).
Masyarakat dari Daerah Batak Toba banyak yang datang ke Daerah Pesisir ini, untuk berdagang secara barter. Mereka membawa hasil pertanian dan hasil hutan, untuk selanjutnya ditukar dengan Garam dan Hasil Laut yang diperoleh mereka dari daerah pesisir. Mereka memikul sendiri barang-barang yang dibawanya, dalam Bahasa Batak disebut “ Marlanja “ sehingga kelompok ini terkenal dengan sebutan “ Parlanja Sira “ ( Tukang pikul Garam ).
Kurang lebih tempat saya seperti begitu, banyak juga sih yang saya belum ketahui tentang tanah kelahiran saya ini.
Kalau boleh,, sekali-kali para pembaca mengunjungi tanah kelahiran saya ini..
hehehehhehehhe............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar